“Uang seribu dua ribu untuk saya nggak akan bikin Anda jadi miskin, dan seribu dua ribu dari Anda nggak akan membuat saya jadi kaya.”
Kalimat itu diucapkan oleh seorang pengamen di Kowanbisata 102 jurusan Tanah Abang—Ciputat, sebelum dia mengedarkan bungkusan plastik untuk menampung recehan dari para penumpang minibus warna kuning ngejrengitu.
Saya setengah mengamini kalimat itu. Memberi uang seribu dua ribu perak nggak akan membuat kita jatuh miskin—betul. Tapi saya pikir, yang paling penting dalam memberi itu kan rasa ikhlasnya ya. Kalau saya sih, masih lihat-lihat dan menilai sebelum memberi: mereka nyanyinya niat atau nggak, kira-kira uang yang mereka dapatkan digunakan untuk apa ya? Kalau sikapnya sopan, matanya nggak beler, suaranya jelas, dan tangannya bersih nggak ada bekas jarum suntik—ya, saya ikhlas memberi.
Oh ya, kembali ke kalimat si pengamen. Saya jadi ingat nasihat orangtua, “Rajin menabung pangkal kaya” dan “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Ini bikin saya kurang setuju dengan kalimat si pengamen, “Seribu dua ribu dari Anda nggak akan membuat saya jadi kaya.” Kalau rajin menabung, pasti bisa memperkaya kita kok, meskipun belum tentu bisa bikin kita jadi kaya raya.
Ini pesan yang saya dapat dari pengalaman melihat dan mendengar si pengamen semalam, rajinlah menabung, dan jangan pelit berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
Eh, saya jadi ingat lagu “Menabung” jaman dulu, yang dinyanyikan Saskia dan Geoffanny. Hiahaha. Saya nemu videonya di YouTube, nih. Bang bing bung, yooook kita nabung! :))
“Jajan sih boleh saja, sisihkan buat nabung. Belanja sih boleh saja, tak lupa nabung. Dari kecil kita mulai menabung, supaya hidup kita beruntung. Mau keliling dunia ada uangnya, juga untuk membuat istana.”
[youtube http://www.youtube.com/embed/WNMryImhFyw]
Pustaka:
Bang Bing Bung, Yooook Kita Nabung! by Restituta Arjanti is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.