Mungkin pertanyaan pertama kali yang terlintas ketika membaca judul di atas adalah: “masak sih?!”, dan kami menjawab “Ya!” . Karena kamilah yang membawa Thomas Alva Edison nyantri kesana. Tepatnya di Yayasan Al-Kautsar Rajadatu Tasikmalaya, Thomas Alva Edison nyantri bersama anak-anak yatim di Rajadatu. Tapi bukan Thomas Alva Edison yang penemu lampu itu yang jadi mu’alaf kemudian nyantri karena Thomas Alva Edison yang penemu lampu telah meninggal dunia beberapa dekade yang lalu. Jadi tidak mungkin ikut kami ke Rajadatu Tasikmalaya kemudian nyantri disana. Tepatnya tanggal 9 Maret 2013, kami diundang oleh Yayasan Al-Kautsar Rajadatu Tasikmalaya untuk berbagi kegembiraan bersama anak-anak yatim. Dan kami mendongeng tentang kisah perjalanan Thomas Alva Edison yang berhasil menjadi penemu luar biasa dibalik keterbatasannya yang temuan-temuannya masih sangat bermanfaat dan digunakan sampai sekarang.
Okey.. sebelum menceritakan lebih lanjut tentang Thomas Alva Edison yang nyantri, kita ceritakan dulu tentang letak geografis Rajadatu Tasikmalaya disana bermukim Yayasan Al-Kautsar 561, yang mengundang kami (Sanggar Anak Sawah) untuk membuat anak asuhnya menjadi sedikit bengal. Rajadatu menurut kami tempat yang sangat indah, hijau dan subur. Letaknya jika dari Ciamis sekitar satu jam perjalanan dan jika dari Tasikmalaya kota ditempuh satu setengah jam perjalanan kendaraan pribadi. Letaknya diantara perbukitan dan lembah-lembah, mungkin jika di Jogja hampir mirip dengan kawasan Gunung Kidul. Bedanya di Rajadatu air mengalir lebih baik dibandingkan dengan kawasan Gunung Kidul. Sawah yang terhampar hijau pohon-pohon yang tumbuh subur, dan saat kami kesana pohon- pohon sedang berbuah lebat. Mungkin karena organik rambutan di Rajadatu rasanya manis sekali karena musim hujan sungai mengalir berwarna kecoklatan mungkin karena lumpur yang ikut terbawa arus sungai. Walaupun kampung tapi sangat bersih dan rapi, bunga-bunga dibiarkan bermekaran indah dipinggir-pinggir jalan. Penduduknya pun ramah-ramah walaupun kami agak bermasalah dengan bahasa lokal, karena kami sama sekali tidak bisa Bahasa Sunda. Tapi mereka bisa memaklumi ketika kami menjelaskan dengan cukup ramah dan sopan (dalam ukuran kami).
Sesuai dengan cerita Pak Asep dan Bu Tati pemilik Yayasan Al-Kautsar 561, pukul 16.30 anak-anak sudah mulai berdatangan. Setelah mereka berkumpul acaranya adalah Tausiyah, dan itu tidak melibatkan kami. Mungkin efek yang ditimbulkan akan berbeda jika yang mengisi tausiyah adalah kami. Dan kami belum berani memertanggungjawabkannya di akhirat. Acara Tausiyah berakhir sampai maghrib dan dilanjutkan lagi sampai isya.
Setelah makan malam dan segar kembali sekarang giliran kami. Mengajak Thomas Alva Edison nyantri. Anak-anak duduk dengan agak rapi siap mendengarkan kami mendongeng. Malam ini kita agak sedikit berbeda dari biasanya, sebab kita harus mendongeng di depan anak- anak SD, SMP dan SMA. Maka kami menggunakan slide show, dan ternyata berhasil. Anak-anak bisa mengikuti dongeng kami tentang Thomas Alva Edison. Mulai dari Thomas anak-anak yang semua orang menganggapnya bodoh, beranjak remaja dengan percobaan-percobaan gilanya, hingga dewasa ketika Thomas mengalami ketulian tapi tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan percobaan hingga akhirnya ia menjadi seorang penemu yang produktif bahkan temuannya masih bisa kita nikmati dan digunakan hingga sekarang. Anak-anak mendengarkan dengan penuh kegembiraan. Dan itu cukup membuat kami larut dalam kebahagiaan. Akhirnya acara Thomas Alva Edison nyantri ditutup dengan games seru untuk menguji keberanian anak-anak. Setidaknya mereka berani berbicara di depan teman-temannya yang lain.
Pagi sebelum pulang, kami sempatkan untuk mengabadikan kebersamaan kami bersama anak-anak Yayasan Al-Kautsar 561 dengan kamera digital yang kami bawa. Pukul 07.30 kami berpamitan mudah-mudahan apa yang telah kita bagi bisa bermanfaat. Banyak pelajaran yang kami dapat dari kunjungan kami ke Yayasan Al-Kautsar 561 Rajadatu Tasikmalaya. Banyak hal-hal baru yang kami dapatkan, mungkin bisa kami bagi untuk teman-teman yang lain di tempat yang lain pula. Yang jelas kami bukan motivator, inspirator, debtcollector, provokator ataupun kalkulator. Kami hanya berusaha untuk menjadi sahabat yang baik untuk teman- teman/anak-anak. Salam dari kami Sanggar Anak Sawah Yogyakarta kepada Yayasan Al-Kautsar 561 Rajadatu Tasikmalaya. Mudah-mudahan kita bisa berjumpa kembali untuk berkegiatan bersama lagi. Amin.
Sanggar Anak Sawah 9-11 Maret 2013
Cp.
email: [email protected]
blog: sanggaranaksawah.blogspot.com
Tulisan ini dikirimkan oleh Sanggar Anak Sawah, Yogyakarta.
Thomas Alva Edison Nyantri by Redaksi Infoligen is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.