Tahun 2015 adalah tahun tanah bagi warga Jatiwangi, sebuah kecamatan di kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Tahun merayakan tanah yang telah menghidupi warga Jatiwangi, menghargai tanah sebagai salah satu unsur kehidupan. Tanah tidak harus dimiliki, namun semangat tanah sebagai sumber kehidupan itulah yang harus dimiliki. Hanyaterra, sebuah grup musik pemuda Jatiwangi merayakan tanah dengan enam komposisi yang dibungkus dalam album bertajuk Janji Tanah Berani.
Hanyaterra adalah Tedi En (vocal, guitar, octarina), Ami Iyang (sadatana, backing vokal) Aaf (additional bass, backing vocal) yang lahir dan dibesarkan oleh genteng di Jatiwangi yang masih tetap bertahan sebagai sentra produksi genteng di Indonesia meskipun kualitas tanah makin menurun. Jatiwangi pun mulai diincar sebagai kawasan industri, seperti pembangunan pabrik garmen yang menarik tidak sedikit warga Jatiwangi meninggalkan lahan pertanian dan pabrik genteng untuk menjadi buruh pabrik garmen. Masalah tanah juga bertambah sejak tahun lalu mulai dibangun tol Cirebon – Jakarta yang memakan tanah Jatiwangi.
Situasi tersebut membuat Hanyaterra makin bersemangat untuk mengeksplorasi genteng, membuat gitar dan bass dari genteng, membuat musik dari keramik (tanah liat). Tambur gerabah, ocarina, piring keramik, gamelan genteng, ceramic bowl, kereweng, sadatana menjadi teman baik Hanyaterra dalam mencipta musik. Konon katanya di masa lampau ada tradisi dalam suluk yang dimainkan sebelum wayang dimulai yaitu sang dalang Ki Dalang Sura selalu meminta segumpal tanah Jatiwangi, ia memerasnya secara seksama dan hati-hati hingga membentuk seperti umbi-umbian kemudian meniupnya, lalu keluarlah suara lembut nan melolong, alat ini juga dipercaya memiliki kekuatan menyembuhkan, setelah diperdengarkan alunan alat ini. Dengan keyakinan atas kekuatan yang menyembuhkan, Hanyaterra mencoba membangun tradisi baru lewat musik keramik, sebuah kerja budaya di Jatiwangi.
Janji Tanah Berani merangkul pengalaman dan harapan para pemuda Jatiwangi, dibuka dengan narasi sejarah alternatif Jatiwangi dan musik keramik. “Hulu Hilir” menuntun kita untuk menjalani hidup dengan berani di lingkungan yang sudah makin tidak nyaman. “Hanya Tanah” mempertegas tanah bukan soal kepemilikan tetapi kebersamaan. “Hari Berjari” adalah harapan warga Jatiwangi untuk bisa terus berdaya di tengah deru laju pembangunan. “Haleuang Taneuh” menuntun lamunan atas tanah yang kita pijak, tanah yang menghidupi kita. Janji Tanah Berani ditutup oleh alunan musik keramik, mengukuhkan janji untuk berani berkarya di atas tanah ini.
Janji Tanah Berani akan diluncurkan pada tanggal 26 April 2015 di Pabrik Genteng Super Fajar, Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pabrik genteng atau jebor adalah situs keseharian warga Jatiwangi. Panggung dari tumpukan bahan baku tanah liat dibangun di dalam jobor. Hanyaterra akan berkolaborasi dengan hampir 200 warga Jatiwangi dari berbagai kalangan dan usia untuk menjalin suara-suara dari tanah. Dokumenter mengenai kondisi tanah Jatiwangi dan pabrik genteng juga akan diputar. Mari libatkan diri, bunyikan tanahmu.
Tanggal Rilis: 26 April 2014
Komposisi & lirik oleh Hanyaterra
Semua track direkam di Kosmik, Jatiwangi art Factory
Artwork oleh Arie Syarifuddin alghorie.tumblr.
Blog: hanyaterra.tumblr.com
Twitter: twitter.com/
Instagram: instagram.com/
Facebook Page: www.facebook.com/
E-mail: hanyaterra@gmail.com
Bandcamp: hanyaterra.bandcamp.com
Mobile Phone: (+62) 81287874113
Janji Tanah Berani by Brand Distro is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.