Replika

30 April 2010, saya dimintai tolong untuk menjaga pameran lukisan di suatu universitas swasta. Tidak ada yang membuat saya harus menolak walaupun “proyek” ini adalah atas nama pertemanan dan tanpa adanya materi yang saya dapat. Saya sanggupi untuk datang pada saat briefing bersama pelukis ( begitu bunyi undangan via sms yang saya terima pada 2 hari sebelum hari H). Saya datang terlambat karena harus mengikuti les bahasa inggris dulu., ahh… hanya sekedar informasi bahwa saya sedang mengikuti les tersebut, ya… grammar saya cukup meng-haru-biru. tapi ya sudahlah,kita lanjut ke briefing tadi saja.

jadi di sana kami hanya disuguhi dengan lintingan undian lukisan yang masing- masing ‘model’ harus menjaga satu lukisan. beberapa pekan sebelumnya, saya sedang dihinggapi rasa malas –hopeless-.

Tak dinyana-nyana saya mendapatkan lukisan yang berjudul ”Penuh dengan Beban”. Entah kenapa, saya lesu total setelah membaca judul lukisan tersebut. dalam perjalanan pulang, saya terdiam mengingat nama si pelukis. dan saya bawa sampai tidur. Pada hari H sebelum acara pameran dibuka, kami para ‘model’ bertemu dengan pelukis masing- masing. Saya tak pernah berharap apapun pada pertemuan itu…. dan…

Saya dan pelukis berbicara tentang hal yang penting, menurut saya. Mengenal pelukis tersebut saya menjadi banyak mendapatkan inspirasi untuk segera membuat skripsi. bukan karena pelukis itu menarik dalam segi fisik (dia mengaku memiliki darah timur tengah.. bisa dibayangkan betapa beruntungnya saya?). saya hanya seorang modelnya yang tidak tahu-menahu tentang karya seni, tapi saya kira dia cukup nyambung berbicara dengan saya dan akhirnya kami masih berhubungan hingga sekarang. Ketahuilah kawan, saya tidak bermaksud mempublikasikan keberuntungan saya ini, tapi saya hanya ingin anda merasakan sensasi saat otak anda sedang kosong dan tiba-tiba banyak keberuntungan menghampiri anda.

anda percaya cosmic ordering?

saya percaya!

Cosmic Ordering

Cosmic Ordering adalah versi lain dari “berpikir positif” yang diubah oleh Bärbel Mohr dari Munich, Jerman. Kali pertama, uraian versi Mohr dipublikasikan dalam majalah yang disebut Sonnenwind. Kemudian ide-ide tersebut diperluas menjadi sebuah buku berjudul “Cosmic Ordering Service: A Guide to Realising Your Dreams”. Mohr percaya bahwa seseorang hanya bisa menuliskan daftar keinginan mereka dan menunggu untuk menjadi kenyataan.

Gagasan Mohr ialah bahwa individu dapat menggunakan keinginan mereka untuk “dihubungkan dengan alam semesta” dan membuat keinginan-keinginan tersebut menjadi kenyataan. Cosmic ordering sendiri dikritik sebagai “omong kosong” oleh Carl Rooper [1]. Dia menjelaskan hal tersebut sebagai ‘pemanis’ dalam bahasa spiritual. Dia juga membedakan cosmic ordering dari doa syafa’at, dan mencatat doa tersebut bukanlah “layanan ruang Ilahi”. Namun, pada 2007, cosmic ordering diajukan sebagai solusi untuk ketidaksetaraan gender dalam dunia akademik [2].

Pustaka :
[1] Artikel “No deal: Cosmic ordering is nonsense, says bishop” oleh Terri Judd pada The Independent.
[2] Artikel “‘Cosmic ordering’ cure for campus sex war” oleh Liz Lightfoot pada The Telegraph

Replika by A. Indah Purnama is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.